Incidental (accidental, opportunistic sampling)maksudnya mengambil sampel secara sembarang (kapanpun dan dimanapun menemukan) asal memenuhi syarat sebagai sampel dari populasi tertentu.
Jadi, sebenarnya antaraconvenience/consecutive samplingdanincidental (accidental, opportunistic) samplingada perbedaan, yaitu padaconvenience samplingpengambilan sampel secara sengaja (sengaja yang mudah), sementara padaincidental (accidental, opportunistic)faktor kesengajaan tidak menjadi pokok, faktor kebetulan justru yang paling menonjol (mencari-cari sampai secara “kebetulan” mendapatkan sampel yang dikehendaki). Akan tetapi semuanya mempunyai kesamaan, yaitu sama-sama menempuh cara yang relatif paling mudah, yang tidak menyulitkan. Hanya saja padaincedental (accidental, opportunistic) samplingkemudahan itu dilihat dari sudut “asal menemukan yang memenuhi ketentuan atau persyaratan,” sementara padaconvennience samplingfaktor kemudahan itu dilihat dari keterjangkauan (tempat dan hubungan).
Jadi,ketemu pegang! Maksudnya, jika menemukan yang sesuai kriteria, pegang (ambil) sebagai sampel.
Contoh:
Seorang peneliti ingin mengetahui partisipasi orang tua murid dalam meningkatkan prestasi belajar anak-anaknya. Peneliti mengambil sebagai sampel tetangganya, temannya, kerabatnya, sejawatnya, dan kenalannya yang semuanya termasuk kategori “anggota populasi penelitian” (dalam hal ini orang tua murid). Ini termasukconvenience sampling, pengambilan sampel dengan cara yang paling mudah, paling tidak sulit, paling nyaman.
Peneliti lain ingin mengetahui bagaimana komentar mahasiswa Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Yogyakarta (FIP UNY) mengenai tampilan dan isi Tatangmanguny’s Blog. Tentu yang jadi populasi adalah mahasiswa yang pernah membuka blog tersebut, tidak semua mahasiswa FIP UNY. Mencarinya tentu tidak mudah. Populasinya tak terhingga. Harus ditanya satu per satu. Jika ada yang kebetulan pernah membukanya, jadilah pertanyaan dilanjutkan, dan para mahasiswa tersebut terambillah jadinya sebagai sampel (opportunistic, incidental, accidental samples).
Berapa banyak sampelyang akan diambil? Sama dengan contoh purposive sampling di atas, yaitu sampai merasa dari sampel yang terjaring tersebut cukup mendapatkan gambaran (kejelasan) jawaban permasalahan penelitian. Angka pasti? Juga tidak ada.
·Bidang Inferensia Statistik membahas generalisasi/penarikan kesimpulan dan prediksi/ peramalan. Generalisasi dan prediksi tersebut melibatkan sampel/contoh, sangat jarang menyangkut populasi.
·Sensus = pendataan setiapanggota populasi
·Sampling = pendataan sebagian anggota populasi = penarikan contoh = pengambilan sampel
·Pekerjaan yang melibatkan populasi tidak digunakan, karena:
1. mahal dari segi biaya dan waktu yang panjang
2.populasi akan menjadi rusak atau habis jika disensus
misal :dari populasi donat ingin diketahui rasanya, jika semua
donat dimakan, dan donat tidak tersisa, tidak ada yang dijual?
Sampel yang baik®Sampel yang representatif
·Beda antara Statistik Sampel Vs Parameter Populasi? perhatikan tabel berikut:
Ukuran/Ciri
Parameter Populasi
Statistik Sampel
Rata-Rata
m : myu
Selisih 2 Rata-rata
: nilai mutlak
: nilai mutlak
Standar Deviasi = Simpangan Baku
s : sigma
S
Varians = Ragam
s²
s²
Proporsi
p : phi atau p
Selisih 2 proporsi
: nilai mutlak
: nilai mutlak
Sampel yang baik diperoleh dengan memperhatikan hal-hal berikut :
1.keacakannya (randomness)
2.ukuran
3.teknik penarikan sampel (sampling)yang sesuai dengankondisi atau sifat populasi
Sampel Acak= Contoh Random ® dipilih dari populasi di mana setiap anggota populasi memiliki peluang yang sama terpilih menjadi anggota ruang sampel.
·Beberapa Teknik Penarikan Sampel :
a.Penarikan Sampel Acak Sederhana (Simple Randomized Sampling)
Pengacakan dapat dilakukan dengan : undian, tabel bilangan acak, program komputer.
b.Penarikan Sampel Sistematik (Systematic Sampling)
Tetapkan interval lalupilih secara acak anggota pertama sampel
Contoh : Ditetapkan interval = 20
Secara acak terpilih:Anggota populasi ke-7 sebagai anggotake-1 dalam sampelmaka :
Anggota populasi ke-27 menjadi anggota ke-2 dalam sampel
Anggota populasi ke-47 menjadi anggota ke-3 dalam sampel, dst.
c.Penarikan Sampel Acak Berlapis (Stratified Random Sampling)
Populasi terdiri dari beberapa kelas/kelompok. Dari setiap kelas diambil sampel secara acak.
Perhatikan !!!!
Antar Kelas bersifat (cenderung) berbeda nyata (heterogen). Anggota dalam suatu kelas akan (cenderung) sama (homogen).
Contoh :
Dari 1500 penumpang KA (setiap kelas memiliki ukuran yang sama) akan diambil 150 orang sebagai sampel, dilakukan pendataan tentang tingkat kepuasan, makasampel acak dapat diambil dari :
Kelas Eksekutif : 50orang
Kelas Bisnis: 50orang
Kelas Ekonomi: 50orang
d.Penarikan Sampel Gerombol/Kelompok (Cluster Sampling)
Populasi juga terdiri dari beberapa kelas/kelompok
Sampel yang diambil berupa kelompok bukan individu anggota
Perhatikan !!!!
Antar Kelas bersifat (cenderung) sama (homogen). Anggota dalam suatu kelas akan (cenderung) berbeda (heterogen).
Contoh :
Terdapat 40 kelas untuk tingkat II Jurusan Ekonomi-GD, setiap kelas terdiri dari 100 orang.Populasimahasiswa kelas 2, Ekonomi-UGD = 40 ´ 100 = 4000.
Jika suatu penelitian dilakukan pada populasi tersebut dan sampel yang diperlukan = 600 orang, dilakukan pendataan mengenai lama waktu belajar per hari maka sampel dapat diambil dari 6 kelas.... Dari 40 kelas, ambil secara acak 6 kelas.
e.Penarikan Sampel Area (Area Sampling)
Prinsipnya sama dengan Cluster Sampling.
Pengelompokan ditentukan oleh letak geografis atau administratif.
Contoh : Pengambilan sampel di daerah JAWA BARAT, dapat dilakukan dengan memilih secara acak KOTAMADYA tempat pengambilan sampel, misalnya terpilih, Kodya Bogor, Sukabumi dan Bandung,
Sampel acak menjadi dasar penarikan sampel lain.Selanjutnya, pembahasan akan menyangkut Penarikan Sampel Acak.
·Penarikan Sampel Acak dapat dilakukan dengan 2 cara, yaitu :
a.Penarikan sampel tanpa pemulihan/tanpa pengembalian:setelah didata, anggota sampel tidak dikembalikan ke dalam ruang sampel
b.Penarikan sampel dengan pemulihan : bila setelah didata, anggota sampel dikembalikan ke dalam ruang sampel.
·Berdasarkan Ukurannya, maka sampel dibedakan menjadi:
a. Sampel Besarjika ukuran sampel (n) ³ 30
b. Sampel Keciljika ukuran sampel (n) < 30
DistribusiPenarikan Sampel = Distribusi Sampling
·Jumlah Sampel Acak yang dapat ditarik dari suatu populasi adalah sangat banyak.
·Nilai setiap Statistik Sampel akan bervariasi/beragam antar sampel.
·Suatu statistik dapat dianggap sebagai peubah acak yang besarnya sangat tergantung dari sampelyang kita ambil.
·Karena statistik sampel adalah peubah acak maka ia mempunyai distribusi yang kita sebut sebagai : Distribusi peluang statistik sampel = Distribusi Sampling = Distribusi Penarikan Sampel
2.Distribusi Sampling Rata-Rata
Beberapa notasi :
n: ukuran sampelN :ukuran populasi
: rata-rata sampelm:rata-rata populasi
s: standar deviasi sampels:standar deviasi populasi
: rata-rata antar semua sampel : standar deviasi sampel
Incidental (accidental, opportunistic sampling)maksudnya mengambil sampel secara sembarang (kapanpun dan dimanapun menemukan) asal memenuhi syarat sebagai sampel dari populasi tertentu.
Jadi, sebenarnya antaraconvenience/consecutive samplingdanincidental (accidental, opportunistic) samplingada perbedaan, yaitu padaconvenience samplingpengambilan sampel secara sengaja (sengaja yang mudah), sementara padaincidental (accidental, opportunistic)faktor kesengajaan tidak menjadi pokok, faktor kebetulan justru yang paling menonjol (mencari-cari sampai secara “kebetulan” mendapatkan sampel yang dikehendaki). Akan tetapi semuanya mempunyai kesamaan, yaitu sama-sama menempuh cara yang relatif paling mudah, yang tidak menyulitkan. Hanya saja padaincedental (accidental, opportunistic) samplingkemudahan itu dilihat dari sudut “asal menemukan yang memenuhi ketentuan atau persyaratan,” sementara padaconvennience samplingfaktor kemudahan itu dilihat dari keterjangkauan (tempat dan hubungan).
Jadi,ketemu pegang! Maksudnya, jika menemukan yang sesuai kriteria, pegang (ambil) sebagai sampel.
Contoh:
Seorang peneliti ingin mengetahui partisipasi orang tua murid dalam meningkatkan prestasi belajar anak-anaknya. Peneliti mengambil sebagai sampel tetangganya, temannya, kerabatnya, sejawatnya, dan kenalannya yang semuanya termasuk kategori “anggota populasi penelitian” (dalam hal ini orang tua murid). Ini termasukconvenience sampling, pengambilan sampel dengan cara yang paling mudah, paling tidak sulit, paling nyaman.
Peneliti lain ingin mengetahui bagaimana komentar mahasiswa Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Yogyakarta (FIP UNY) mengenai tampilan dan isi Tatangmanguny’s Blog. Tentu yang jadi populasi adalah mahasiswa yang pernah membuka blog tersebut, tidak semua mahasiswa FIP UNY. Mencarinya tentu tidak mudah. Populasinya tak terhingga. Harus ditanya satu per satu. Jika ada yang kebetulan pernah membukanya, jadilah pertanyaan dilanjutkan, dan para mahasiswa tersebut terambillah jadinya sebagai sampel (opportunistic, incidental, accidental samples).
Berapa banyak sampelyang akan diambil? Sama dengan contoh purposive sampling di atas, yaitu sampai merasa dari sampel yang terjaring tersebut cukup mendapatkan gambaran (kejelasan) jawaban permasalahan penelitian. Angka pasti? Juga tidak ada.